VIVAnews - Meroketnya harga cabai hingga menembus Rp100 ribu per kilogram (kg), seiring produksi yang turun akibat cuaca serta penyakit yang menyerang, membuat Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengimbau agar konsumen menanam cabai sendiri seperti dirinya.
"Tidak ada masalah spekulasi, karena cabai tidak bisa disimpan. Jadi, masalah utama adalah produksi turun dan analisa dari beberapa media karena tanaman cabai terserang penyakit," kata Mari Elka Pangestu dalam Konferensi Pers Awal Tahun 2011 di Jakarta, Rabu 5 Januari 2011.
"Semoga dalam satu hingga dua bulan ini harga cabai kembali turun. Atau konsumen dapat menanam cabai di rumah sendiri. Saya juga punya kok tanaman cabai di rumah hingga 200, makanya tanam cabai di rumah. Saya tanam cabai rawit dan cabai rumah," ujarnya.
Menurut Mendag, tupoksi Kementerian Perdagangan menjamin tidak ada gangguan dalam distribusi cabai. Sedangkan untuk kendala produksi,
Kementerian Perdagangan menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Pertanian.
"Kementerian Pertanian mempunyai program bagi-bagi benih yang tahan terhadap penyakit dan program perlindungan tanaman cabai, sebab jika hujan cabai akan membusuk," kata Mari.
Naiknya harga cabai juga didorong permintaan besar saat Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Kenaikan harga ini juga memberikan berkah terhadap
petani cabai.
Untuk itulah, Kementerian Perdagangan menghimbau agar konsumen melakukan penyesuaian dengan cara mensubstitusi dengan harga cabai yang lebih rendah atau membeli cabai giling atau olahan. (hs)
• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.View the original article here
This post was made using the Auto Blogging Software from WebMagnates.org This line will not appear when posts are made after activating the software to full version.
0 comments:
Post a Comment