VIVAnews - Pemerintah menargetkan pada 2010, ekspor Indonesia akan menembus rekor baru dalam sejarah, yakni mencapai US$150 miliar. Tahun ini ditargetkan ekspor akan tumbuh 11,3-11,5 persen.
Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, hingga November 2010, nilai ekspor Indonesia sudah mencapai US$140,65 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak US$115 miliar merupakan ekspor nonmigas.
"Pencapaian rekor ekspor disebabkan oleh perbaikan kualitas ekspor, diversifikasi produk dan pasar tujuan ekspor, serta peningkatan kapasitas produksi seiring kenaikan investasi di berbagai sektor," kata Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu 5 Januari 2011.
Mari menjelaskan berdasarkan komoditas ekspor nonmigas, Kementerian menyebutkan 7 komoditas memiliki prospek ekspor tinggi pada 2011, antara lain tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, otomotif, kertas, kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya, kakao olahan dan biji kakao serta Kopi.
Untuk TPT, Kementerian Perdagangan menargetkan pada 2011 ekspor TPT meningkat hingga 10 persen. TPT memiliki pasar utama ekspor yang masih prospektif seperti Amerika, Eropa, Timur Tengah dan Asean. Sedangkan komoditi alas kaki seperti sepatu ditargetkan meningkat di atas 20 persen karena adanya relokasi 2 pabrik sepatu di Purwakarta dan Tangerang serta turnover pegawai Indonesia lebih rendah dibandingkan China.
Untuk sektor otomotif ditargetkan meningkat 10 persen karena industri otomotif terus tumbuh. Kertas juga ditargetkan meningkat karena pencabutan Bea Masuk Anti Dumping di Korea Selatan. Indonesia menguasai 20-25 persen pangsa pasar Korea Selatan.
Untuk CPO dan produk turunannya ditargetkan meningkat 16 persen karena meningkatnya harga CPO di pasar internasional dan adanya investasi sebesar US$1,2 miliar pada 2011.
Sedangkan untuk komoditi Biji Kakao ditargetkan meningkat hingga 22 persen sedangkan Kakao olahan meningkat hingga 61 persen. Meningkatnya target ekspor Kakao olahan disebabkan oleh meningkatnya kapasitas produksi kakao olahan dari 180 ribu ton menjadi 280 ribu ton pada 2011.
Peningkatan ekspor kakao disebabkan oleh banyaknya pabrik kakao yang meningkatkan nilai tambah seperti ekspansi industri pengolahan biji kakao di Tangerang dan Medan, juga lantaran investasi baru di Batam oleh perusahaan Malaysia dengan kapasitas 26 ribu ton per tahun mendorong industri kakao olahan.
Sedangkan untuk kopi, Kementerian Perdagangan memperkirakan ekspor naik 5 persen karena produksi Kopi 2011 meningkat menjadi 570 ribu ton dari 540 ribu ton pada 2010. Kecilnya kenaikan ekspor harga kopi diakibatkan pada 2010, ekspor kopi terkendala produksi kopi yang buruk.
• VIVAnews korupsi,kolusi dan nepotisme kok ngga ada,padahal itu kan keunggulan indonesia juga.View the original article here
This post was made using the Auto Blogging Software from WebMagnates.org This line will not appear when posts are made after activating the software to full version.
0 comments:
Post a Comment